Tertawa pada diri sendiri
Diri sendiri adalah satu kesatuan unit yang saling bekerjasama, sehingga mampu menghasilkan sesuai dengan kebutuhan, dan yang ia inginkan. Kendati tidak semua keinginan kita dapat terealisasi, karena adanya keterbatasan kemampuan. Diri sendiri ialah Kompleksitas Nyata, yang tidak mudah dipahami, tetapi tidak sulit untuk dijalani.
Fakta bahwa manusia adalah mahluk sosial tidak lantas memperbolehkan manusia mengurusi semua kehidupan manusia lainnya. Tidak juga mengamini manusia bertindak sebagai hakim atas manusia lainnya. Kekonyolan itu sering terjadi dalam zaman sekarang, seseorang bahkan lebih mengetahui banyak hal yang melekat pada diri orang lain daripada dirinya sendiri.
Mungkin pada dasarnya setiap manusia yang telah melakukan hal tersebut merasa ia tidak perlu mengenal dirinya sendiri, ia tidak harus menggali pengetahuan untuk mencari kebenaran tentang dirinya sendiri. Atau sejak awal, ia sudah bermusuhan dengan dirinya sendiri. Ia membiarkan peperangan antara ia dan dirinya terjadi. Yang menimbulkan ia senang mengurusi kehidupan orang lain, karena ia tak mampu berdamai dengan dirinya sendiri. Mungkin juga tidak.
Saya memilih menertawakan diri saya sendiri setelah saya mengetahui begitu compang-campingnya diri ini dalam segala aspek. Begitu mudahnya diri ini terkena tipu daya dunia. Begitu mudahnya diri ini terpesona oleh glamornya kehidupan.
Tertawaku makin terbahak-bahak setelah aku mengetahui, seberapa jauh aku tersesat dalam memilih jalan hidup, seberapa banyak kesalahan yang telah ku ambil. Seberapa bodohnya aku yang terperangah oleh kepalsuan dunia. Aku tertawa, atas diriku. Tak perlu ada orang lain, tak sanggup aku menertawakan diri yang lain selain diriku sendiri.
Komentar
Posting Komentar