Literasi: strategi melawan kebodohan
Menggiatkan literasi bukan tindakan sepele, apalagi tanpa resiko. Menggiatkan literasi berarti memulai peperangan, prosesnya panjang butuh keikhlasan, ketulusan, dan yang pasti jangan pernah berharap apapun. Perang ini jenisnya perang mental, tanpa senjata tetapi tidak kalah mematikan.
This is war the guardian of sense versus stupidity, how is the story?
This is war the guardian of sense versus stupidity, how is the story?
Kembali pada Bhinneka Tunggal Baca, sebagai acuan untuk mengupas judul artikel ini, strategi melawan kebodohan. Literasi adalah kegiatan olah pikiran, menjaga akal sehat, meningkatkan kecerdasan karena bertambahnya wawasan. Maka ketika kami beroperasi, kami mulai meneror kebodohan beserta keluarga besarnya, termasuk kemalasan, keteledoran, keserakahan dll.
Pandangan masyarakat Indonesia terhadap kegiatan membaca terutama "buku" perlu diperbaiki, karena buku masih dipandang sebelah mata. Bahkan, generasi milenial lebih tertarik dengan gadgetnya. Padahal membaca adalah aspek penting dalam proses belajar, dan buku menjadi rilisan fisik yang tidak akan pernah tergantikan, apalagi untuk kaum intelektual. Keasyikan membaca dengan buku tidak dapat digantikan dengan membaca melalui media lainnya, terutama media digital. Kita memang tidak dapat menentukan arah angin, tetapi kita dapat menyesuaikan layarnya. Karena substansinya adalah membaca bukan bukunya, jadi kita dapat mensiasati semarak membaca dengan pola perilaku kaum milenial.
Kebodohan adalah aib bangsa, jadi jangan ditutupi, tetapi diperbaiki bahkan dihilangkan. Jika keadaan seperti ini tidak dilawan, maka kita tinggal menunggu kehancuran, rusaknya peradaban, dan kondisi negara yang semakin memprihatinkan. Kita sebagai generasi penerus bangsa, harus menyatakan perang, harus melawan, harus marah dengan kondisi sekarang, jangan hanya diam, dan menikmati peperangan yang tak kasat mata ini.
Literasi sederhana adalah koentji untuk mengatasi keterbatasan. Buka lapak baca gratis di tempat menjadi pemantik untuk menarik minat masyarakat. Jangan pernah bertanya apa yang negara telah berikan padamu, tetapi bertanyalah apa yang telah kamu berikan untuk negara. Menyediakan fasilitas membaca, sejauh ini telah memiliki progres yang tepat, perlahan namun pasti, kita tidak sedang jalan di tempat, tetapi kita berusaha maju selangkah walaupun dengan merangkak.
Lapak baca juga memantik terjadinya interaksi antar sesama, pertukaran informasi, menambah wawasan, dan memperluas jaringan, itulah yang kami sedang lakukan. Media sosial berperan penting dalam meningkatkan eksistensi BTB serta memperkenalkannya kepada civil society, yang terakhir, kami juga memperhitungkan lingkungan hidup dalam melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Doakan kami sukses dalam menjalankan strategi melawan kebodohan melalui literasi.
Komentar
Posting Komentar