Karsa
Mahluk hidup, tanah, langit, dan seluruh semesta itu diciptakan oleh sang pencipta. Sang pencipta memiliki kuasa penuh atas ciptaannya, meski salah satu mahluk-Nya diberikan keleluasaan. Ya, manusia dibekali akal pikiran dan perasaan hati nurani. Atas bekal itu, manusia juga diberi tugas menjadi khalifa. Dalam berbagai sudut pandang, bisa dianggap khalifa atas dirinya, atas keluarganya atau atas semua ciptaan Tuhan, manusia diberi tugas untuk mengelola semesta raya ini. Karena akal pikirannya, manusia dirasa mampu mengkoordinasikan segalanya supaya menghasilkan kebaikan dan keindahan. Tetapi tidak mengubah, bahwa sang pencipta yang menentukan, sesuai kehendak-Nya.
Bicara kehendak, apakah manusia berada dalam posisi dan porsi yang mampu untuk berkehendak? atau manusia berada dalam posisi berupaya, berusaha untuk mencapai apa yang mereka tujukan. Lalu menunggu hasil, kehendak sang pencipta. Nampaknya, manusia hanya memiliki rasa, bukan karsa.
Karsa terlalu tinggi jangkauannya untuk manusia yang memiliki kompleksitas, pemberian super canggih dari sang Pencipta berpotensi disalahgunakan, apalagi dalam Agama Islam telah dikisahkan; ketika Tuhan menciptakan manusia dan memerintahkan semua mahluk ciptaan-nya untuk memberi penghormatan, Setan tidak setuju. Mereka merasa lebih sempurna dari Manusia. Akibatnya, setan berjanji untuk menggoda setiap anak Adam. Untuk membuktikan ucapan Tuhan akan kesempurnaan manusia. Mereka (setan) meminta izin Tuhan untuk abadi menggoda anak Adam hingga hari kiamat.
Komentar
Posting Komentar